Senin, 24 Januari 2011

Berperang Melawan Kemalasan

“Hati si pemalas penuh keinginan tapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan”


Kadang kala rasa malas menghantui pikiran dan hati kita, bahkan sangat sering diri kita dilanda kemalasan yang tidak terbendung. Apalagi saat kita sedang liburan, atau saat waktu senggang. Sebenarnya saat-saat seperti itu dapat digunakan untuk hal-hal bermanfaat, tapi kita hanya menghabiskannya untuk bersantai-santai. Rasa malas ini membuat kita terpuruk, dan akan menghambat kita untuk menghasilkan hal-hal positif. Saat kita malas, sebenarnya hati kecil kita tidak ingin untuk malas, kemudian kita mulai memikirkan apa yang ingin kita lakukan sesaat lagi. Tapi, sampai otak kita dipenuhi oleh keinginan-keinginan, kita tidak bergerak sama sekali untuk mewujudkan keinginan-keinginan tersebut.


To be honest, Mila sendiri juga termasuk orang yang pemalas. Namun, kalau masalah kuliah, Mila bisa dibilang cukup rajin. Kadang kita bisa menjadi orang yang paling malas sedunia, tapi di lain waktu kita menjadi orang paling rajin di dunia. Artinya, sifat malas itu bisa dilawan. Tapi, kalau kita terus memelihara sifat malas tersebut, ya kita akan terus menjadi pemalas.


Pernah ada seseorang yang bilang ke Mila bahwa sifat malas itu adalah sebuah anugrah dari Tuhan. Karena dengan sifat malas kita bisa menjadi kreatif dengan mencari jalan pintas untuk mencapai tujuan. Contohnya, saat kita malas menulis dengan menggunakan pensil atau bolpen, maka kita akan berusaha menciptakan sesuatu yang baru yang memudahkan kita dalam menulis sehingga kita tidak malas lagi, demikian selanjutnya hingga tercipta teknologi-teknologi canggih. Jadi rasa malas itu juga penting.


Tapi, kalau rasa malas terus dipelihara, juga tidak baik bagi diri kita. Menurut Mila, rasa malas itu bisa menjadi akar dari penyakit. Kalau kita malas bergerak, karbohidrat akan menumpuk di badan kita dan lama kelamaan bisa menjadi penyakit diabetes. Sebaliknya bila kita malas makan, badan kita jadi tidak punya tenaga, sehingga kita lemas, dan mudah terserang virus atau bakteri penyebab penyakit. Begitupula bila kita malas berinteraksi dengan lingkungan kita, akan menimbulkan penyakit hati atau penyakit mental.


Untuk menghadapi rasa malas, banyak sekali yang bisa kita lakukan. Contohnya dengan mendengarkan para motivator-motivator terkenal di televisi, atau dengan membaca kata-kata bijak yang dapat memacu kita untuk berpikir positif, dan lain-lain. Inti dari memerangi rasa malas sebenarnya adalah motivasi. Dengan adanya motivasi, kita jadi terpacu untuk melawan rasa malas dalam diri kita dan melakukan hal-hal yang positif.


Motivasi bisa dari luar, bisa juga dari dalam diri sendiri. Kalau menurut pengalaman Mila, untuk mendapatkan motivasi, kita bisa melakukan hal-hal yang sudah Mila sebutkan di atas, atau bisa juga dari orang-orang disekitar kita. Carilah teman-teman yang baik, sehingga mereka bisa memotivasi kita untuk menjadi lebih baik. Mungkin kita juga bisa mendapatkan motivasi dari orang tua kita. Saat kita kecil, orang tua kita biasanya memotivasi kita dengan menggunakan hadiah. Saat kita mulai dewasa mungkin motivasi itu lebih dari dalam diri kita sendiri, yaitu kita ingin membanggakan orang tua kita, jadi kita harus menjadi orang yang sukses, dan tidak boleh terus-terusan malas.


Motivasi yang berasal dari dalam diri kita sendiri sering disebut juga auto motivasi. Biasanya ada dorongan yang sangat kuat dari dalam diri kita yang memacu kita sehingga beresemangat melakukan hal-hal yang menjadi tanggung jawab kita. Kalau berbicara tanggung jawab, setiap manusia bertanggung jawab atas dirinya sendiri kepada Tuhannya, tapi semakin lama, tanggung jawab kita juga akan makin bertambah. Ketika kita sudah menikah, maka istri menjadi tanggung jawab suami, saat punya anak, anak menjadi tanggung jawab orang tua, dan apabila kita menjadi kepala dalam suatu organisasi, maka kita mempunyai tanggung jawab atas organisasi tersebut.


Hal yang biasanya sangat memacu kita untuk termotivasi adalah dengan melakukan apa yang kita suka. Dengan melakukan apa yang kita suka, maka kita tidak akan merasa jenuh atau pun malas untuk bekerja. Tapi, tidak selamanya kita melakukan apa yang kita suka, ada saatnya kita diharuskan untuk melakukan apa yang tidak kita suka. Saat itulah kita harus mulai menyukai apa yang kita lakukan. Saat kita sudah menyukai apa yang kita lakukan, maka kita bisa menjadi termotivasi. “Do what you like, like what you do”.


Saat kita sudah berhasil mengatasi kemalasan kita, maka kita bisa melakukan banyak hal yang positif. Hal-hal yang bukan hanya bermanfaat bagi diri kita, tapi juga bermanfaat bagi orang lain. Dan ide-ide positif akan senantiasa muncul dipikiran kita dan perlahan-lahan tapi pasti kita akan mewujudkannya dalam kenyataan. Orang-orang hebat di dunia ini bukan lah orang yang super pintar, tapi orang yang berhasil melawan kemalasannya dalam berpikir dan bertindak. Jadi, pintar saja belum cukup untuk menjadi orang hebat.


Ayo, teman-teman, kita sama-sama memerangi rasa malas dalam diri kita. Mari kita sebarkan semangat-semangat positif dalam diri kita dan orang-orang disekeliling kita.


Love, Meela xx.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...