Kamis, 01 Mei 2014

Graduated

I am no longer going to Faculty of Agriculture, Brawijaya University, in other words, I have graduated. Sekarang, nama saya sudah sedikit lebih panjang. Ada gelar sarjana di belakangnya. Bagaimana dengan hidup saya? Satu kata: I'm happier. :)

Looking for graduation photos? Sayangnya, saya masih belum sempat ikut prosesi wisuda. Karena, saya harus menunggu Kakak saya--yang juga baru mendapat gelar sarjana--menyelesaikan hal-hal terkait wisuda yang cukup banyak. Kami ingin wisuda di hari yang sama. :D

Sedikit tidak menyangka, sekarang saya sudah jadi sarjana. Lebih tidak menyangka lagi, saya harus menjalani studi saya lebih dari waktu yang ditargetkan, yaitu 4 tahun. Tapi, Alhamdulillah, here I am, graduated and so much happier.

Terimakasih untuk Ayah, Ibu, Kakak, Adik, teman-teman, dosen dan karyawan, serta semua pihak yang secara langsung maupun secara tak langsung telah membantu saya dalam menyelesaikan studi saya. Terimakasih untuk pengunjung, pembaca, dan mereka yang meninggalkan jejak di blog ini. Terimakasih untuk pasangan saya, yang Alhamdulillah, selalu mencintai saya.

Sibuk apa? Sudah kerja? Saya sekarang sibuk berbahagia dan "bekerja" dengan bahagia. Saya juga sedang menunggu kebahagiaan besar lain. Alhamdulillah.

To Take a Picture or Not To Take a Picture

Do you think it is necessary to take a picture during your vacation?

Saat anda sedang pergi ke suatu tempat, khususnya untuk berlibur, entah itu ke taman hiburan, pegunungan, pantai, atau tempat berlibur lainnya, apakah anda lebih sibuk dengan kamera atau handphone atau tablet anda untuk mengambil gambar? Atau anda menyimpan rapat-rapat semua gadget anda dan menikmati apa yang telah disuguhkan serta menikmati kebersamaan dengan partner berlibur atau keluarga anda?

Banyak orang saat ini yang lebih memilih untuk sibuk dengan gadgetnya untuk mengambil gambar. Lebih tepatnya, mengambil gambar diri mereka di setiap spot yang mereka temui. Dan sebagian besar dari mereka, melakukan hal tersebut untuk mempublikasikan pada dunia (maya), bahwa mereka sedang atau pernah ke tempat tersebut. Mereka biasanya mengupload gambar-gambar mereka ke jejaring sosial, seperti Instagram dan Facebook, atau yang sedang ngehits saat ini: Path.

Di kota tempat saya tinggal, Malang, baru-baru ini sedang dihebohkan oleh satu tempat hiburan baru, yaitu Museum Angkut (@MuseumAngkut). Museum Angkut terletak di kota Batu. Lokasi Museum Angkut dekat dari Kusuma Agro Wisata, dan tidak begitu jauh dari Kompleks Jatim Park, yaitu Jawa Timur Park 1, Museum Satwa dan Secret Zoo, Eco Green Park, dan Batu Night Spectacular.

Museum Angkut merupakan perpaduan antara edukasi, hobi, koleksi, komunitas, serta legenda movie star dunia, begitu kata mereka. Museum Angkut buka setiap hari, mulai pukul 12.00 hingga pukul 20.00. Harga tiketnya adalah IDR 50K untuk weekdays dan IDR 75K untuk weekend, plus additional charge untuk kamera sebesar IDR 30K. Namun jika anda mengunjungi Museum Angkut di atas pukul 19.00, ada harga tiket khusus, yaitu hanya IDR 30K untuk weekdays, dan IDR 50K untuk weekend. Harga tiket khusus di atas pukul 19.00 tersebut sudah termasuk additional charge untuk kamera. Saya menyarankan, sebaiknya anda datang pada saat weekday pukul 19.00 saja. Satu jam saja insyaAllah sudah cukup untuk melintasi semua rute. Selain harga yang harus anda bayar jauh lebih murah, saat weekday dan malam hari, Museum Angkut tidak begitu ramai, sehingga anda bisa benar-benar menikmati apa yang ada di sana. Bagi anda yang mau taking pictures, juga lebih leluasa kalau malam hari, dan no additional charge for your cameras.

Berbicara tentang Museum Angkut, kemarin, saya akhirnya memutuskan untuk “mencicipinya” bersama pasangan saya. Sebelumnya, saat merencanakan untuk pergi ke sana, saya mengatakan pada pasangan saya “Museum Angkut itu tempatnya foto-foto lo, Sayang. Kalau sayang nggak mau motoin aku, berarti sayang harus mau aku foto di sana”, dan pasangan saya menjawab “Sip! Beres!”. Tapi, kenyataannya jauh sangat berbeda. Pasangan saya sibuk melihat-lihat semua koleksi mobil yang ada di Museum Angkut. Ya, pasangan saya memang sangat “jatuh cinta” pada mobil.

Pasangan saya bilang, “Buat apa sih sibuk ngambil foto sana-sini, yang ada malah nggak bisa menikmati apa yang ada”. Menurut saya, ada benarnya juga sih. Saya melihat, semua orang yang datang ke sana lebih sibuk dengan gadgetnya, dan saya rasa, hanya gambar-gambar itu lah yang mereka dapatkan, tidak lebih.

Tapi, menurut saya, tidak ada salahnya juga mengabadikan momen indah bersama pasangan atau keluarga. Dulu, saat saya masih kecil, Ayah saya yang seorang jurnalis saat di bangku kuliah, suka sekali mengabadikan gambar saat keluarga kami pergi berlibur. Di rumah, banyak sekali foto-foto liburan kami, yang membuat kami terbawa ke masa lalu saat melihatnya. Sayangnya, kebiasaan itu berubah seiring perubahan jaman. Era digital membuat Ayah saya tidak lagi mencetak foto liburan kami, kadang kala file foto kami juga hilang entah ke mana.

So, what do think? Is it necessary to take pictures during your holiday? Kalau untuk saya, mengabadikan momen indah bersama orang-orang tercinta itu cukup penting, tapi jangan sampai kita terlalu disibukkan dengan gadget kita sehingga kita malah tidak bisa menikmati momen indah tersebut.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...