Rabu, 29 Agustus 2012

Ikan dalam Bak Mandi

Halo pembaca sekalian. Sejak hari Selasa lalu Mila sudah kembali ke rutinitas magang di PT. BISI Internasional Tbk. Tapi, Mila tidak lagi tinggal di rumah kos lama dulu. Sekarang Mila tinggal di rumah Ibu Asfiyak yang letaknya hanya 50 meter dari Farm Kencong. Rumah Ibu Asfiyak ini memang terlihat cukup bagus dari luar. Bagian dalamnya memberikan kesan "orang kaya jaman dulu" bagi Mila. Dengan lantai hitam dan perabotan yang kental nuansa jadulnya. Tapi, di sana ramai sekali. Ibu Asfiyak memiliki dua anak perempuan yang masing-masing telah memiliki dua anak laki-laki. Salah satu anak perempuannya tinggal bersama Ibu Asfiyak, sedangkan anak perempuan yang lain tinggal di Kota Pare. Sebenarnya Ibu Asfiyak sudah menjelaskan secara sangat amat rinci tentang keluarganya. Tapi karena Mila tidak mengerti boso, Mila jadi ndak mudeng.

Satu hal yang menarik dari rumah Ibu Asfiyak adalah di dalam bak mandinya Ibu Asfiyak memelihara ikan hias. Oh Gosh, pertama kali liat itu Mila sempet jijik. Jadi males ke kamar mandi. Tapi lama kelamaan sudah terbiasa. Alhamdulillah juga ndak ada gatel-gatel yang luar biasa di kulit Mila.

Ternyata, setelah Mila browsing di Internet, banyak juga orang-orang desa yang sengaja memelihara ikan hias di dalam bak mandinya. tujuannya adalah untuk memberantas jentik-jentik nyamuk yang ada di bak mandi. Mila sempat ragu, apakah air tersebut najis dan tidak boleh digunakan untuk bersuci, atau kah tidak. Ternyata, selama air yang ada di dalam bak mandi tersebut tidak berubah warna, rasa, dan aromanya, maka air tersebut boleh digunakan untuk bersuci dan tidak najis.

Sayangnya, Mila belum ngecek aroma dan rasanya air yang ada di bak mandi Ibu Asfiyak. Kalau warnanya, Alhamdulillah masih jernih. Cuman, di dasar bak mandi ada kotoran-kotoran ikannya. Hiks.

Kamis, 16 Agustus 2012

#Magang

Lanjutan dari posting sebelumnya yang bertajuk "Internship", kali ini Mila akan membagi berbagai hal yang Mila alami selama melaksanakan kegiatan magang kerja di PT. BISI International Tbk. Farm Kencong.

Meela dan sepeda pinjaman
Farm Kencong tempatnya itu sangat luaaaaa~s, jadi, kalo mau keliling-keliling, kita harus naik sepeda ontel. Kalo mau jalan juga ngga papa sih. Tapi ya, capek ditanggung sendiri.

Disekeliling Farm Kencong, diberi pager untuk memisahkan lahan milik BISI dengan lahan milik petani. Dan, sewaktu Mila dan teman-teman Mila sedang jenuh, kami memutuskan untuk "membolos" dan berkeliling BISI. Dan, Mila tertarik untuk melihat, ada apa di balik pagar BISI. Ternyata, pemandangan ladang jagung yang sangat indah. Subhanallah sekali.

Di balik pagar BISI
Di Farm Kencong, salah satu komoditas yang cukup dikembangkan adalah terong. Kita dapat menemukan banyak sekali tanaman terong di sana. Untuk kegiatan breeding, atau pemuliaan, biasanya bunga yang berhasil dipolinasi akan dibungkus dengan kertas putih, sehingga saat buah terong membesar, akan terbentuk "U shaped eggplant" karena terhalang oleh kertas polinasi.

U shaped eggplant
Saat jenuh, sering kali Mila dan teman-teman "membolos" dengan berkeliling Farm Kencong. Dan banyak sekali objek-objek yang menarik untuk diabadikan, seperti di bawah ini.

Zea mays L.

Germinate
Nah, karena awal kegiatan magang ini bertepatan dengan bulan Ramadhan. Eh, Mila belum mengucapkan selamat berpuasa ya? Happy Fasting ya, Reader! Semoga semua ibadah kita selama bulan Ramadhan ini diberi pahala yang besar oleh Allah. Aamiin. Lanjut ke magang, di Pare, tempat ngabuburit sangat minim, alhasil, Mila dan teman-teman kabur ke Kediri untuk ngabuburit di Monumen Simpang Lima Gumul. Monumen ini adalah replika dari L'arc de triomphe. Luar biasa keren banget nih. Di Malang ngga ada beginian. Jadi, suatu titik persimpangan beretemunya 5 jalan besar. Dan tepat di tengah-tengah titik tersebut terdapat bangunan besar bergaya Romawi. Untuk menuju bangunan tersebut, kita harus melewati jalan bawah tanah terlebih dahulu. Modern sekali. Menakjubkan.
 
L'arc de Triomphe a la Kediri

Masih seputar ngabuburit, ada sebuah restoran yang menjadi tempat ngabuburit favorit Mila. Namanya adalah "Wisata Jamur". Menu yang sudah Mila coba diantaranya adalah: Ayam goreng saus mentega, Nasi goreng jamur Pattaya, Ayam bakar saus lada hitam, dan Ayam goreng saus Inggris. Yumm~. Minuman favorit Mila adalah Es blewah. Selain karena sangat segar harganya juga relatif murah. Cuma Rp. 6.000,- lo.
Begitulah kegiatan Mila selama magang di Pare. Well, emang ini masih sebagian kecil yang Mila ceritakan. Lainnya nanti Mila ceritakan secara bertahap ya. :D

Love,
Meela xx

Internship

Terhitung sejak tanggal 16 Juli 2012, Mila sudah mulai melaksanakan kegiatan magang kerja di PT. BISI International Tbk. Farm Kencong. Sejak itu lah, Mila harus terbiasa tinggal jauh dari rumah. Sayangnya, tempat tinggal sementara Mila sangat jauh dari kata layak. Emang rumahnya bagus, bersih, Ibu kosnya juga ngga jorok. Tetapi, di rumah tersebut, hanya Mila dan salah satu teman Mila yang juga magang di BISI, yang menyewa kamar. Ibu kos, well, mungkin lebih pantas disebut Nenek kos, mengingat usianya yang sudah sepuh, juga hidup sendiri di rumahnya tersebut. Semua anak-anaknya sudah merantau ke kota lain dan membangun hidup dengan keluarga kecil mereka. Artinya, di rumah tersebut hanya ada Mila, teman Mila, sebut saja Nila, dan Nenek kos. Di tambah lagi, lokasi rumah yang berada di daerah perkampungan yang cukup sepi, dan jauh dari pusat Kota, eh, pusat Kecamatan. Kondisi ini benar-benar menyulitkan Mila yang memang baru pertama kali meninggalkan rumah dan menetap di tempat lain untuk jangka waktu yang lumayan lama, menurut Mila.

Sandang, pangan, papan. Menurut Mila, dan memang kenyataannya, ketiga hal tersebut adalah kebutuhan utama atau yang dalam pelajaran Ekonomi di bangku SMP dulu disebut dengan kebutuhan primer. Apabila ketiga hal tersebut tidak terpenuhi dengan baik, maka seseorang akan kesulitan dalam bertahan hidup. Meskipun pada kenyataannya, pada beberapa orang Handphone, Mobil, Komputer, dan beberapa barang mewah lainnya juga telah menjadi kebutuhan primer bagi diri mereka.

Sandang. Karena lokasi magang Mila tidak begitu jauh dari Kota Malang, hanya menempuh waktu 3,5 jam menggunakan bus "Puspa Indah", 2,5 jam menggunakan travel, dan 2 jam menggunakan mobil pribadi, setiap minggu Mila menyempatkan diri untuk pulang kerumah, dan mencuci pakaian-pakaian Mila selama satu pekan untuk dibawa kembali ke kos. Jadi, sandang bukan masalah bagi Mila. Papan. Meskipun lokasinya sepi, rumahnya sepi, dan kamarnya tidak tersedia kunci, serta beberapa kekurangan lainnya di sana dan di sini, tapi, menurut standar Mila, kebutuhan papan sudah cukup terpenuhi. Pangan. Kendala utama adalah pada kebutuhan pangan. Karena lokasinya jauh dari pusat Kecamatan, untuk mencari makan Mila harus berjalan cukup jauh. Karena Polisi di Pare cukup "ketat", setiap keluar menggunakan sepeda motor, Mila harus menyiapkan surat-surat lengkap serta memakai helm standar, dan jangan lupa harus sampai berbunyi "klik". Sungguh ribet. Masalah lainnya adalah, harga makanan di Pare ternyata jauh lebih mahal dari pada di Malang, dan pilihan makanannya sangat minim, dan rasanya, tidak senikmat makanan pinggir jalan di Malang.

But, yeah, no matter what, I'll show the world, and my room mate who underestimates me, that I can survive. It's been a month, and I am alive. Thanks God. And, 2 months left. I hope everything will be fine, and I can do my Internship very well, then get the best mark, A. Aamiin. :)

Love,
Meela xx

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...