Yap, ini adalah lanjutan dari postingan Mila kemarin yang berjudul Apa Hubungan Antara Irigasi dengan Siklus Hidrologi? Postingan ini juga dalam rangka mengerjakan homework yang diberikan oleh dosen Mata Kuliah Irigasi dan Drainase yang sudah Mila ceritakan sebelumnya.
Sebenarnya Mila kemarin sudah mencari-cari informasi di Google tentang Irigasi di Indonesia. Tapi, kemarin sepertinya Mila sedang tidak beruntung, sehingga Mila tidak bisa menemukan jawaban dari pertanyaan tersebut. Fortunatelly, tadi sore Mila mencoba kembali mencari informasi di Google dan mendapatkan tiga artikel terkait hal ini dari tiga tahun yang berbeda-beda, yaitu tentang jaringan irigasi di Indonesia yang rusak pada tahun 2007, dukungan Australia terhadap sektor irigasi di Indonesia pada tahun 2010, dan yang paling fresh from the oven adalah berita tentang pemerintah mengalokasikan dana yang cukup besar untuk perawatan irigasi.
Dari ketiga artikel tersebut akhirnya Mila mendapatkan titik terang tentang kondisi irigasi di Indonesia. :)
Sebenarnya, sejak tahun 1995, sistem irigasi di Indonesia, termasuk sistem irigasi rawa dan waduk, sudah banyak yang rusak. Pemerintah sudah melakukan berbagai upaya perbaikan, namun hingga tahun 2007, sekitar 1.5 juta hektar dari 6.7 hektar jaringan irigasi di Indonesia masih belum dapat berfungsi dengan baik.
Dalam pertemuan International Commission on Irrigation and Drainage (ICID) pada tanggal 10 sampai 16 Oktober 2010 di Yogyakarta, Australia dan Indonesia merencanakan untuk melakukan kerja sama dalam sektor irigasi. Sebagai salah satu negara dengan sumber air yang dibatasi, Australia telah melakukan usaha pengaturan, efisiensi, dan penggunaan ulang air sehingga dianggap tepat untuk membantu mengembangkan sistem irigasi di Indonesia. Australia telah berkomitmen untuk mendukung Indonesia membuat 10 juta saluran air tambahan, serta melakukan pelatihan dan sertifikasi di Indonesia.
Tet tot, Mila merasa ada something wrong di sini. Pada tahun 2007 kan banyak sistem Irigasi di Indonesia yang rusak, sudah ada upaya perbaikan, tapi masih banyak sistem irigasi yang belum berfungsi dengan baik. Lantas, kenapa Indonesia malah menambah sistem irigasinya? Kenapa tidak diperbaiki sampai tuntas saja? Rasanya upaya yang dilakukan tidak menyelesaikan sampai akar permasalahannya, tapi hanya untuk tujuan jangka pendek.
Pada tahun 2011 ini, pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp. 1.1 triliun untuk perawatan irigasi. Wow! Angka yang cukup besar, tapi tidak lebih besar dari alokasi pada tahun 2010, yaitu sebesar Rp. 1.8 triliun. Namun, dari total alokasi tahun 2010 itu, hingga akhir tahun lalu hanya terserap Rp 720 miliar. Capaian pembangunan jaringan irigasi tahun lalu hanya seluas 34.500 hektare dari target seluas sekitar 96.000 hektare, sedangkan rehabilitasi irigasi mencapai luas 147.000 hektare dari target seluas 293.000 hektare. Alasan tidak tercapainya target tersebut adalah kondisi lahan yang kering dan curah hujan yang rendah, akibatnya pembangunan irigasi mengalami kendala. Lalu, kemanakah uang yang tidak terpakai tersebut?
Begitulah cemans-cemans, kondisi irigasi di negara kita tercinta ini. Tidak seindah yang ada di dongeng. Semoga tahun ini sistem irigasi di negara kita bisa lebih baik. Semoga dana dari pemerintah benar-benar digunakan dengan baik. Amin.
Love, Meela xx.
itu lah Indonesia, sampai kapan pun kita tidak akan swasembada pangan karena irigasi tidak diperhatikan.....jangan menghayal untuk swasembada jika sektor pertanian menjadi no 1000 dalam pembangunan............
BalasHapuspermasalahan dalam pertanian itu sangat kompleks. permasalahan Indonesia juga nggak kalah kompleksnya. jadi makin kompleks deh.
BalasHapussebenernya permasalahan terjadi karena ketidak seimbangan sistem kan? maka dari itu kita harus membenahi sistem yang tidak seimbang tersebut. arahnya ke pertanian berlanjut. #IMHO