Mila juga mau mengucapkan kepada seluruh umat Muslim di dunia, "SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI". Semoga kita menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Aamiin.
Ngomong-ngomong soal lebaran, kemarin sempet ada heboh-heboh masalah penentuan 1 Syawal. Mila sebenernya pengen nulis tentang ini dari kemarin-kemarin. Tapi Mila nunggu ada laptop+modem karena Mila butuh beberapa literatur, dan kalau lewat Blackberry kurang mendukung.
Jadi, ceritanya, di Indonesia, Shalat Ied dilaksanakan 2 hari berbeda, 30 Agustus untuk Muhammadiyah, jamaahnya, serta beberapa ormas lain, dan 31 Agustus untuk pemerintah, Kemenag, MUI, NU, jamaahnya, serta beberapa ormas lain juga. Kok bisa begitu? Ada apa gerangan?
Kemarin, Mila sudah membahas ini di Twitter (@disismeela). Ya, Mila mendapat respon positif dan negatif. Ada yang bilang "pagi-pagi uda ceramah", ada yang bilang "gitu aja kok diributin", dan lain-lain. Meskipun banyak juga yang meRT tweet-tweet Mila.
Muhammadiyah dari jauh-jauh hari telah mengumumkan bahwa 1 Syawal jatuh pada tanggal 30 Agustus. Mereka memang telah melakukan "perhitungan" seperti yang istiqomah mereka lakukan sejak dulu. Sedangkan pemerintah, masih belum mengumumkan, karena sidang Itsbat baru dilaksanakan ba'da Maghrib pada hari itu (29 Agustus). FYI, pemerintah, dalam konteks ini adalah Kemenag, MUI, NU, ahli meteorologi, dsb menentukan tanggal 1 Syawal bukan hanya dengan metode hisab seperti yang dilakukan oleh Muhammadiyah, tapi medote penggabungan, hisab+ru'yah. Metode hisab dilaksanakan dengan cara perhitungan sedangkan ru'yah dengan melihat "bulan baru".
Ternyata, setelah dilakukan pengamatan hilal, dari beberapa titik, hanya satu titik di Cakung yang melihat hilal, namun titik lainnya tidak. Sedang menurut perhitungan, hilal sebenarnya sudah ada namun hanya 2 derajat yang artinya tidak tampak dengan mata kepala.
Lalu, banyak yang bertanya, mengapa kita tidak mengikuti Mekkah saja? Alasannya, perbedaan waktu dan kondisi geografis. Di mana Indonesia lebih cepat 4 jam, sehingga apabila menunggu keputusan Mekkah, maka pengumuman 1 Syawal baru bisa dikabarkan pukul 23.00 WIB.
Akhirnya, Kemenag memutuskan bahwa 1 Syawal jatuh pada tanggal 31 Agustus. Namun, Muhammadiyah yang memiliki "kepercayaan" berbeda meminta ijin untuk melaksanakan Shalat Ied pada tanggal 30 Agustus dan meminta perlindungan dari pemerintah.
Sontak setelah sidang Itsbat tersebut, banyak orang kecewa. Banyak yang sudah mempersiapkan untuk berlebaran pada tanggal 30 Agustus. Opor ayam sudah terlanjur dimasak, beras sudah menjadi ketupat, baju baru sudah berteriak-teriak ingin lekas dipakai. Kemudian mulai berdatanganlah hujatan-hujatan kepada pemerintah. Ada yang tetap ikut lebaran hari Selasa, dengan alasan bermacam-macam. Dari mulai takut dosa puasa pada tanggal 1 Syawal, Rasulullah saja hanya 1 kali berpuasa selama 30 hari, sampai Mekkah saja besok lebarannya.
Well, itu hak mereka untuk memilih. Tapi Mila rasa, mereka juga harus menghargai orang lain yang memilih opsi yang berbeda dari mereka. Tidak perlu saling mengejek, mengolok, dan menyindir.
Mila geram sebenarnya melihat hal tersebut. Namun, Mila maklum, mungkin mereka masih belum mengerti saja, jadinya mereka marah.
Mila dan keluarga memilih untuk mengikuti pemerintah, karena kita sebagai umat Muslim juga diperintahkan untuk mematuhi "Ulil Amri". Tapi Mila juga nggak menyalahkan mereka yang lebaran lebih dulu. Toh kalau sudah yakin, harus segera melaksanakan Sholat Ied, kalau tidak malah akan berdosa.
Sekarang, Alhamdulillah, keributan sudah mulai mereda. Ucapan maaf sudah mulai membanjiri SMS, BBM, twitter, dan sebagainya.
Semoga keributan seperti ini tidak pernah terjadi lagi. Semoga kita semua belajar dari hal ini. Aamiin.
Selamat hari raya Idul Fitri ya Teman-teman. Semoga hari raya kali ini menyenangkan. \(´▽`)/
Love, Meela xx. (˘⌣˘)ε ˘)
Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!